Istilah modal kerja digunakan dalam arti yang berbeda-beda. Pendekatan yang praktis adalah dengan memperkenalkan penggunaan istilah yang ditemui pada laporan tahunan perusahaan, dimana modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327) menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
· Ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan yaitu:
1.Konsep kuantitatif
Konsep Kuantitatif menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula dalam jangka waktu pendek. Konsep ini disebut modal kerja bruto – Gross working capital.
2.Konsep Kualitatif
Konsep Kualitatif merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas. Konsep ini disebut modal kerja netto – net working capital.
3.Konsep Fungsional
Konsep Fungsional menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
· Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu :
1. Modal Kerja Bersih
Yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas.
2. Modal Kerja Kotor
Yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).
- Sumber-sumber modal kerja, antara lain :
a. Berkurangnya aktiva tetap
b. Bertambahnya hutang jangka panjang
c. Bertambahnya modal
d. Keuntungan dan operasi perusahaan
- Penggunaan modal kerja
a. Bertambahnya aktiva tetap
b. Berkurangnya hutang jangka panjang
c. Berkurangnya modal
d. Pembayaran cash deviden
e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
- Langkah-langkah penyusunan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja
a. Menyusun laporan perubahan modal kerja
Untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja
b. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current account ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja
c. Mengelompokkan unsure-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang perubahannya mempunyai efek memperkecil modal kerja
d. Menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja
· Jenis-jenis Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini akan selalu berputar sedangkan aktiva lancar yang umumnya akan menjadi uang kas dalam suatu periode akuntansi.
Mengenai jenis-jenis modal kerja dapat dibedakan menjadi dua bentuk menurut W.B. Taylor (1995 : 61) yaitu:
1) Modal Kerja Permanen
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
A. Modal Kerja Primer: yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
B. Modal Kerja Normal: yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2) Modal Kerja Variabel
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan sesuai perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:
A. Modal Kerja Musiman : yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
B. Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan Karena fluktuasi konjungsi.
C. Modal Kerja Darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi mendadak).
· Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir S (1995 : 117) untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. .Sifat atau tipe dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagang
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian yang menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5. Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
- Bagan perubahan non current account yang mempunyai efek memperbesar modal kerja (sumber-sumber modal)
Current Accounts | |||||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||||
(+) | Modal Kerja (AL – HL) | ||||||
(+) (+) (+) | |||||||
Non Current Accounts | |||||||
(-) | |||||||
Aktiva Tetap | Hutang Jangka Panjang | ||||||
Modal Sendiri | Modal | (+) | |||||
Laba Ditahan | |||||||
(+) |
- Bagan perubahan unsur non current accounts yang mempunyai efek memperkecil modal kerja (penggunaan modal kerja)
Current Accounts | |||||||
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||||||
(-) | Modal Kerja (AL – HL) | ||||||
(-) (-) (-) | |||||||
Non Current Accounts | |||||||
(+) | |||||||
Aktiva Tetap | Hutang Jangka Panjang | ||||||
Modal Sendiri | Modal | (+) | |||||
Laba Ditahan | |||||||
(+) |
Contoh
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||
Kas | Rp. 100.000 | Hutang perniagaan | Rp. 200.000 |
Piutang | Rp. 200.000 | Hutang wesel | Rp. 100.000 |
Inventory | Rp. 300.000 | ||
Modal kerja | Rp. 300.000 | ||
Jumlah aktiva | Rp. 600.000 | Jumlah hut. & mod. | Rp. 600.000 |
Selanjutnya terjadi berbagai transaksi yang mengakibatkan perubahan unsur aktiva lancar dan hutang lancar, yaitu :
a. Perubahan ke – 1
Pembelian barang (inventory) secara kredit sebesar Rp. 50.000.
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||
Kas | Rp. 100.000 | Hutang perniagaan | Rp. 250.000 |
Piutang | Rp. 200.000 | Hutang wesel | Rp. 100.000 |
Inventory | Rp. 350.000 | ||
Modal kerja | Rp. 300.000 | ||
Jumlah aktiva | Rp. 650.000 | Jumlah hut. & mod. | Rp. 650.000 |
b. Perubahan ke – 2
Pembayaran hutang perniagaan sebesar Rp. 100.000 dengan kas
Aktiva Lancar | Hutang Lancar | ||
Kas | Rp. - | Hutang perniagaan | Rp. 150.000 |
Piutang | Rp. 200.000 | Hutang wesel | Rp. 100.000 |
Inventory | Rp. 350.000 | ||
Modal kerja | Rp. 300.000 | ||
Jumlah aktiva | Rp. 550.000 | Jumlah hut. & mod. | Rp. 550.000 |
Dari contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah modal kerja harga akn berubah jika ada perubahan dalam non current account (aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal sendiri). Perubahan unsur non current account yang memperbesar modal kerja disebut dengan sumber modal kerja atau sources of work capital. Sedangkan yang memperkecil modal kerja disebut dengan penggunaan modal kerja.
Jika penggunaan modal kerja lebih kecil dibandingkan dengan sumber modal kerja maka hal ini akan mempunyai efek neto yang positif. Sedangkan jika penggunaan modal kerjanya lebih besar maka efek netonya akan memperkecil modal kerja.
- Contoh Laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja
Unsur-unsur modal kerja | 31/12/1980 | 31/12/1981 | Perubahan Modal Kerja | |
Bertambah | Berkurang | |||
Aktiva Lancar | ||||
Kas | Rp. 600 | Rp. 700 | Rp. 100 | Rp. - |
Efek | Rp. 700 | Rp. 500 | Rp. - | Rp. 200 |
Piutang | Rp. 1.200 | Rp. 1.000 | Rp. - | Rp. 200 |
Barang | Rp. 2.200 | Rp. 2.600 | Rp. 400 | Rp. - |
Jumlah aktiva lancar | Rp. 4.700 | Rp. 4.800 | ||
Hutang Lancar | ||||
Hutang perniagaan | Rp. 1.500 | Rp. 1.000 | Rp. 500 | Rp. - |
Hutang wesel | Rp. 1.000 | Rp. 1.200 | Rp. - | Rp. 200 |
Jumlah hutang lancar | Rp. 2.500 | Rp. 2.200 | ||
Modal Kerja | Rp. 2.200 | Rp. 2.600 | ||
Rp. 1.000 | Rp. 600 | |||
Tambah modal kerja | Rp. - | Rp. 400 | ||
Jumlah | Rp. 1.000 | Rp. 1.000 |
Dari tabel diatas, nampak besarnya modal kerja pada akhir tahun 1981 (31/12/1981) lebih besar daripada jumlah modal kerja pada saat sebelumnya (31/12/1980), berarti ada tambahan modal kerja. Kenaikan modal kerja ini disebabkan sumbernya lebih besar daripada penggunaannya (sources > uses)
- Contoh laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja
PERUSAHAAN PT. RAHAYU LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA 31 DESEMBER 1980 – 31 DESEMBER 1981 (DALAM RIBUAN RUPIAH) | |||
Sumber-Sumber | Penggunaan | ||
Dana dari operasi : | |||
Keuntungan neto | Rp. 1.500 | Cash deviden | Rp. 700 |
Depresiasi | Rp. 500 | Bertambahnya mesin | Rp. 1.000 |
Bertambahnya hutang jangka panjang | Rp. 1.500 | Bertambahnya tanah | Rp. 1.400 |
Bertambahnya modal kerja | Rp. 400 | ||
Rp. 3.500 | Rp. 3.500 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar